Friday, April 10, 2015

Setiris Ironi

"Kau memang tak adil," suara kotak amal siang ini terdengar serak.
"Gak adil gimana?" tanyaku balik.
"Berapa harga rokok yang setiap hari kau beli itu?"
"Emangnya kenapa?" kujawab lagi dengan pertanyaan. Kali ini raut mukanya bercampur kesal.
"Lima belas ribu rupiah?"
"Kurang dikit lah. Cuma tiga belas ribu lima ratus rupiah."
"Bila dikali tujuh kali?"
"Sembilan puluh empat ribu lima ratus. Emangnya kenapa?" tanyaku mulai kesal.
"Oke. Berarti dalam seminggu uang kau keluarkan untuk beli rokok sembilan puluh empat ribu lima ratus. Saya mau tanya, berapa amal jariyah yang kau masukkan padaku tiap hari Jumat?"
"….%&$#%-&$%&$$&...."

"Bahkan, pada dirimu sendiri pun kau tak bisa berbuat adil," ia tersenyum kecut melirikku.

"

No comments:

Post a Comment